Hari hari kujalani dgn skotak penuh tanda tanya & berjuta slide dari memori masa laluku.
ok, Lupakan dulu sekotak tissue yg kini kudekap. Aku tidak sdang mnangis atau meratap. aku hanya sedang berusaha menghabiskan airmataku sebelum 'waktunya tiba'.
Boleh aku bertanya? Pernahkh kau membaca sajak kematian? Jika pernh, ceritakan kmbali isi dr sajak itu padaku. Pernhkah kau mndngar symphoni kematian? Jk pernah, lantunkan padaku dgn suara batinmu.
Saat ini aku tdk sdang menggiring ketakutanku pd mimpi itu, yg sedang kulakukan hnya mengurai resah yg kian mnyelubungi hatiku. Semakin pekat, semakin erat, dan mimpi itupun terasa smkn dekat !
Hhh...apa itu hanya mimpi?? atau bhkn firasat ?? Demi Tuhan, aku tdk tau! Aku bukan seorang yg mengetahui kabar kematian. Aku hanya seorang yang berdiri di antrian . Jika kau tanya "antrian apa dan dmana?", aku akan jwb "antrian kematian di koridor milik Tuhan".
ya...aku tak pernah menyanggupi untuk hdup kekal tanpa makna, tp suatu hari aku akan teriak lantang dan menyanggupi untk hdup singkat jika aku sudah cukup bermakna .
Kau tau kenapa? Agar aku tidak HIDUP UNTUK MATI melainkan MATI UNTUK HIDUP.
Tuhan, masihkah aku harus takut pada takdirMu? Aku yakin, jalan setiap insan akan kian lapang saat kau hembuskan kabar kepulangan pada jiwa mereka yg tenang dan telah siap berpulang menjemput setiap hal yg telah Kau janjikan.
Pikirankupun melayang,
Tuhan, akankah ada yg menangis untukku saat jasadku berbalut kain putih? Akankah ada yg mendoakanku saat jiwaku mengepakkan sayap menujuMu? Akankah ada yg mengingatku saat raga ini melapuk brsama nisan yg kian usang?
Sudah, kulempar kotak tissue itu dan berlari pulang. Pulang untk bertemu setiap wajah yg tlh membuatku merasa takut untuk 'pulang'. KALIAN ALASAN YG TAK TERBANTAHKAN YG TLH MMBUATKU TERSENYUM DALAM KETAKUTAN.
Kelak, jadikan aku sbg sampul buku yg berisi semua yg kalian rasakan & semua prjalanan hdup kalian. Agar aku bisa tahu, wlaupn aku tk mampu lg untk ikut merasakan. Krn kita telah berbeda dan dibatasi sebuah perjanjian yg tlh ditandatangani setiap raga yg bernyawa. Ya, perjanjian KEMATIAN.
ok, Lupakan dulu sekotak tissue yg kini kudekap. Aku tidak sdang mnangis atau meratap. aku hanya sedang berusaha menghabiskan airmataku sebelum 'waktunya tiba'.
Boleh aku bertanya? Pernahkh kau membaca sajak kematian? Jika pernh, ceritakan kmbali isi dr sajak itu padaku. Pernhkah kau mndngar symphoni kematian? Jk pernah, lantunkan padaku dgn suara batinmu.
Saat ini aku tdk sdang menggiring ketakutanku pd mimpi itu, yg sedang kulakukan hnya mengurai resah yg kian mnyelubungi hatiku. Semakin pekat, semakin erat, dan mimpi itupun terasa smkn dekat !
Hhh...apa itu hanya mimpi?? atau bhkn firasat ?? Demi Tuhan, aku tdk tau! Aku bukan seorang yg mengetahui kabar kematian. Aku hanya seorang yang berdiri di antrian . Jika kau tanya "antrian apa dan dmana?", aku akan jwb "antrian kematian di koridor milik Tuhan".
ya...aku tak pernah menyanggupi untuk hdup kekal tanpa makna, tp suatu hari aku akan teriak lantang dan menyanggupi untk hdup singkat jika aku sudah cukup bermakna .
Kau tau kenapa? Agar aku tidak HIDUP UNTUK MATI melainkan MATI UNTUK HIDUP.
Tuhan, masihkah aku harus takut pada takdirMu? Aku yakin, jalan setiap insan akan kian lapang saat kau hembuskan kabar kepulangan pada jiwa mereka yg tenang dan telah siap berpulang menjemput setiap hal yg telah Kau janjikan.
Pikirankupun melayang,
Tuhan, akankah ada yg menangis untukku saat jasadku berbalut kain putih? Akankah ada yg mendoakanku saat jiwaku mengepakkan sayap menujuMu? Akankah ada yg mengingatku saat raga ini melapuk brsama nisan yg kian usang?
Sudah, kulempar kotak tissue itu dan berlari pulang. Pulang untk bertemu setiap wajah yg tlh membuatku merasa takut untuk 'pulang'. KALIAN ALASAN YG TAK TERBANTAHKAN YG TLH MMBUATKU TERSENYUM DALAM KETAKUTAN.
Kelak, jadikan aku sbg sampul buku yg berisi semua yg kalian rasakan & semua prjalanan hdup kalian. Agar aku bisa tahu, wlaupn aku tk mampu lg untk ikut merasakan. Krn kita telah berbeda dan dibatasi sebuah perjanjian yg tlh ditandatangani setiap raga yg bernyawa. Ya, perjanjian KEMATIAN.
Komentar
Posting Komentar