Between a piece of Gehu and a piece of Bala-Bala

suatu hari di penghujung 2012, aku terengah-engah berlari menuju meja makan, ketika kubuka kurungnya (apa pula itu kurung?!) aku terhenyak...
"mam...cici sarapan sama apa?" kuelus perutku yang sedari kemarin sore tak diisi.
"oh, sama semur ikan tuh"
"gak mau mam, aku gasuka ikan basaaaaah"
"oh iya ya, mama lupa. sebentar atuh mama beli gorengan dulu"
"iya deh ma, cici nunggu gorengan aja ya?"
"ya, antosan bageur..."
beberapa menit kemudian mama muncul dengan sekresek gorengan. beliaupun membawa piring dan menyuguhkan sekresek gorengan ke hadapanku"
dengan nafsu yang meletup-letup, nyaris saja aku membajak 2 buah gehu, namun mimpi burukpun terjadi ..
"jatahnya cuma satu yaa...."
"haah ??" .ok ok, mama bukannya pelit, tapi di si bibi gorengannya cuma nyisa gorengan sedikit. mau tidak mau kan harus di limit.
dan sarapanpun berlangsung aman dan tentram, sampai akhirnya, suaraku memecah keheningan..
'mam, tau gak ?"
"enggak. apa?"
"sejujurnya, aku lebih menyukai gehu..."
"lah? lantas kenapa kamu malah ngambil bala-bala?"
"karena...ya karena keterpaksaan lah mam ..."
"ok, kenapa kamu memaksakan diri?"
"karena... karena ..."
"ayo kemukakan alasanmu..."
"baiklah. jadi begini mam, sejak kecil cici lebih suka gehu. selain karena krenyes-krenyes isi tahu dan segarnya toge, tapi juga karena bentuknya yang mirip-mirip hamburger"
"then , korelasinya sama bala-bala apa? terus keterpaksaan kamu itu?"
"to the point ajadeh ya mam, kenapa pagi ini aku lebih pilih bala-bala, karena ukuran bala-bala lebih gede daripada gehu, sehingga bisa memperpanjang masa 'nasi berlauk' . mama ngerti kan?"
"oh. jadi ?"
"ARGGGGGGGGGGGGGGGGGHHHHHHHHHHHH !!!"


#nelen piring berikut isinya ...

Komentar