Sajak Nahkoda

#1 Biarkan saya menjadi nahkoda di atas bahtera berjudul nama saya dalam mengarungi samudera takdirNya.

#2 bukan nahkoda namanya jika tidak mengenal karang, badai, gelap, dingin, gelombang bahkan penyamun. Abaikan, berlayarlah dengan gagah dan pantang menyerah. karena nahkoda selalu mempunyai arah.

#3 badai ini mungkin akan segera berakhir, tapiiiii... di depan sana gelombang pasang sudah meraung, mengepung. Nahkoda akan bertahan. Sesulit apapun, sesakit apapun, seberat apapun. Nahkoda tetap bertahan. Bilapun berakhir, akan terasa mengesankan, penuh pelajaran.

#4 Bukan saatnya menggenggam erat karang-karang ini. Memang indah, namun membuat tangan terluka. Rasa sakitnya memang tidak akan terasa langsung, tapi nanti ketika terbilas alas perahu. Lepaskanlah, biarkan ia tumbuh indah. Mari, samudera luas menanti di balik kemudi.

#5 Saya bukan lagi awak kapal yang wajib ikuti instruksi, manggut-manggut di bawah geladak. Saya nahkoda sekarang, berada di balik kemudi yang bergerak. Kenapa? karena ini kapal saya, pelayaran saya.

#6 Nahkoda harus konsekuen. Jika dermaga itu tak lagi ingin disinggahi, fine. terjang saja lagi badainya. Sebaliknya, dermagapun harus ikuti aturan main. Jika kapal ini enggan singgah (lagi), katakan; FINE. Lahap saja lagi sepinya. Silahkan buat MOU, agar jelas aturannya, agar jelas konsekuensinya.

Komentar